Counseling to psychologist.
I'm trying to deal with "how to be comfortable being alone", sebenernya disebelumnya aku gk pernah punya masalah to be alone, I enjoy my time. Aku suka travelling sendiri, DIY a simple thing tapi for the past a year kok I found myself difficult to be comfortable being alone. Im going to start over thinking, feeling hurt in my chest, stomaches dan itu sangat-sangat uncomfortable. I wanna cry, but there's no tears out.
Psikolog nya bilang itu cuman akibat, kita harus acknowledge the core nya. Dia nya bilang, aku tuh bagus karena bisa memiliki somekind of "self awaress" contoh nya kayak "aku tau hal ini gak baik buat kedepan nya" "ini mempengaruhi aku di sisi bla bla bla" and bla bla bla.
Kata dia, aku harus define my basic need ku tuh apa dan aku baru sadar kalau "secure" adalah need yang aku butuh kan. Setiap orang memiliki basic needs nya mereka masing-masing. Mungkin bagi beberapa orang basic need nya mereka bukan "secure" jadi relationship with no commitment mereka oke oke aja, sedangkan buat aku dengan no commitment itu membuat aku gk nyaman.
Anehnya, for past a year 2 cowok yang datang ke kehidupan aku itu gk ada yang mau komitmen, tapi kita berkomunikasi intens. Awalnya aku kira aku bisa fine-fine aja tentang hal ini, ternyata "Secure" itu berperan penting di kestabilan emosi aku, aku gk bisa control perasaan thinking that he will go out with other girl. Kenapa aku bisa overthinking? karena he is not mine, aku sadar aku gak punya hak apapun untuk wondering dia kemana, atau berharap dia untuk tell me dia lagi deket sama siapa aja etc.
Sedangkan aku sadar banget, justru in my past relationship yang memiliki hubungan komitmen pasti aku justru gk punya perasaan jealousy karena aku tau he will take care of my heart. Akhir nya tanpa aku sadari, I push him, making him uncomfortable dan akhirnya dia memutuskan to leave me, mungkin dikiranya aku cewek yang meribetkan kali ya dan mereka start to ignore me, being rude and i feel unwanted.
Tapi balik lagi ke diri aku the more i know them, the more i will understand them why they did what they did. Then i will accept them for the way they are. I will forget their flaw and be understanding even when they hurt me dan akhirnya malah terkesan aku yang catching him terus-terusan, aku sadar banget hal ini pasti bikin dia risih. Aku cuman gk mau menyesal karena giving this relationship too easy, aku cuman mau do something yang bisa aku lakukan selama aku bisa untuk keep this going tapi ya namanya juga manusia, the more you catch them, the more they will run.
Its excruciating, on one hand aku sadar banget ini bikin dia gak nyaman dan aku juga feeling unwanted, tapi disisi lain aku juga takut menyesal melepaskan. Aku gak mau ada di posisi yang meninggalkan, karena aku pernah ada diposisi tersebut dan aku menyesal. so, as long as i can, im gonna love someone i love with every effort that i can until i can't give it again. jadi, gk akan ada penyesalan dalam diri aku.
aku ngomongin hal ini ke psikolog nya, dia bilang instead of thinking tentang orang yang akhirnya gk jadi sama aku, lebih shifting ke focus to "attribute in him self doesn't fulfil me" so if i want to make my relationship better, i have to find someone who can fulfil my basic need dan bisa accept my "high level of nurturing".
aku sebenernya gk merasa kalau punya karakter dengan high level of nurturing itu merugikan, aku bangga dengan diri aku sendiri bisa peduli dengan seseorang, bahkan ketika orang tersebut less deserved it, gk menghormati aku dll. Tpi aku tetap bisa toleransi meskipun dia melakukan hal yang menyakitkan sama aku akan tetap care. Aku cuman berdoa sama tuhan, semoga karakter aku ini dikasih ke orang yang tepat, ke orang yang membutuh kan rasa di taking care of, aku gk pernah expect anything in return, simply aku cuman pengen perhatian aku diterima.
"The best feeling in the world is knowing that you actually mean something to someone"
Regard, Firda.
0 comments